Senin, 23 November 2009

FILPEND

Standar Kualitas Pendidikan di Indonesia:
Apakah sudah Memenuhu Kriteria?

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar dan terdiri atas berbagai macam kebudayaan. Negara kita juga terdiri atas beribu- ribu pulau dan memiliki populasi penduduk yang hampir menyentuh angka tigaratus juta orang. Tentunya dengan segala potensi yang kita miliki, harusnya negara kita sekarang ini menjadi negara yang makmur. Namun kenyataan yang terjadi di lapangan saat ini sangat jauh berbeda dengan harapan; kemiskinan, kekacauan, dan kebodohan masih menjadi potret buram dari suatu negara bernama Indonesia. Mengapa hal seperti itu bisa terjadi, sedangkan kita memiliki apa yang dibutuhkan suatu bangsa untuk maju, yakni sumber daya alam dan sumber daya manusia yang banyak?
Banyak sekali jawaban yang bisa dijadikan alasan, kenapa Indonesia seperti tetap jalan di tempat, salah satunya karena pendidikan yang kurang dan tidak merata. Atau kalau boleh disebut, pendidikan di Indonesia tidak ada akhirnya. Pada dasarnya tujuan bangsa Indonesia sangatlah luhur dan mulia dalam masalah pendidikan seperti yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 yang berbunyi: “ ... mencerdaskan kehidupan bangsa...”. Bahkan untuk program pendidikan, pemerintah mengeluarkan INPRES Nomor 5 Tahun 1994 tentang Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003.
Bangsa kita sangat memikirkan kemajuan dunia pendidikan, malahan mungkin terlalu kritis sampai- sampai pada pola kurikulum pun harus selalu berganti- ganti. Bayangkan saja, mulai dari sepuluh tahun sekali kita merubah pola pembelajaran, sampai kemarin sewaktu saya masih duduk di bangku sekolah, penggantian model pembelajaran ( kurikulum ) dilaksanakan selang dua tahun setelah diadakan revisi atau peralihan kurikulum. Sebut saja pada tahun 1980-an, telah diujicobakan model pembelajaran Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA), lalu tahun 1994 model pembelajaran negara kita diubah lagi. Setelah sepuluh tahun dilaksanakan, pemerintah tiba- tiba saja merubah lagi pola pendidikan negara kita menjadi bernama KBK ( Kurikulum Berbasis Kompetensi ). Menurut informasi, sistem ini mengadopsi dari negara yang juga sukses meningkatkan mutu pendidikan dengan menjalankan model ini. Seperti yang belum puas, selang dua tahun, lagi- lagi pemerintah mengubah KBK menjadi KTSP. Akhir-akhir ini, kita mencoba pendekatan model pembelajaran "joyful learning" atau yang lebih dikenal dengan model pembelajaran PAKEM (Pembelajaran Aktif, Efektif dan Menyenangkan). Sebenarnya apa yang kita cari dari perubahan- perubahan kurikulum yang dilakukan pemerintah?
Memang baik bagi dunia pendidikan mengadakan inovasi- inovasi seputar pendidikan, akan tetapi apabila kasusnya seperti ini tentunya akan mempersulit rakyat kita sendiri. Bayangkan saja, setiap ada model kurikulum di sebuah negara yang sukses dijalankan, Indonesia cenderung mengikuti pola tersebut tanpa memikirkan seperti apa keadaan penduduk usia sekolah di negaranya. Murid- murid seperti dipaksa menelan bulat- bulat apapun yang diberikan pemerintah dalam hal pendidikan, seperti perubahan metode pembelajaran di kelas, mata pelajaran, sampai buku dan musim pergantian tahun yang jelas- jelas menghambat transformasi ilmu dan mempersulit si murid untuk beradaptasi dengan kurikulum yang terus berubah- ubah.

TEORI EVOLUSI DARWIN:
ADAKAH FAKTANYA?

Sebagian besar orang di dunia mungkin sudah sering mendengar istilah teori evolusi atau lebih tepat disebut sebagai Darwinisme, yakni paham yang menganggap segala sesuatu di dunia ini mengalami evolusi, yaitu perubahan wujud dari suatu bentuk makhluk hidup menjadi makhluk hidup lain dengan adanya penambahan ataupun pengurangan struktur fungsi bagian tubuh makhluk tersebut secara berangsur- angsur dan dalam jangka waktu yang lama. Dan yang paling mencengangkan bagi kita sebagai umat Islam adalah adanya pernyataan bahwa manusia adalah keturunan kera, atau dengan kata lain manusia adalah evolusi dari nenek moyang mereka yaitu kera. Para ilmuwan evolusionis pengikut Darwin pun seakan memaksakan pandangan filosofis mereka pada masyarakat awam dengan berkedok ilmu pengetahuan. Otomatis, ajaran tentang evolusi ini yang dianggap kebanyakan orang di dunia sebagai kebenaran sejati ini menyelusup ke dalam pembelajaran di berbagai lembaga sekolah dan dijadikan sebagai pelajaran pokok yang wajib diketahui dan harus ditelan bulat- bulat oleh para siswa yang menerima masukan hal tersebut.
Teori evolusi ini jelas- jelas merupakan sebuah filsafat yang telah menyesatkan sebagian besar umat manusia di muka bumi ini. Filsafat yang masuk dalam aliran materialisme ini mengingkari akan keberadaan Sang Pencipta, yakni Allah SWT. Karena aliran ini mengajarkan bahwa tidak ada sesuatu pun selain materi yang merupakan esensi dari segala sesuatu, baik hidup maupun tak hidup. Jadi segala sesuatu yang ada di bumi ini adalah murni hasil dari bentuk- bentuk evolusi dengan tidak memikirkan tentang asal- usul sesungguhnya yakni pembentukan dan penciptaan yang dilakukan oleh Allah SWT. Salah satu tokoh pengikut setia Darwin ini adalah Karl Marx. Filsuf yang menjadi peletak dasar ajaran materialisme ini dengan jelas menyatakan bahwa teori Darwin memberikan dasar yang kokoh bagi materialisme, dan tentu saja bagi komunisme. Ia juga menunjukkan rasa simpatinya dengan menulis buku Das Kapital.
Agar terbebas dari segala macam prasangka, para ilmuwan evolusionis ini membuat statment bahwa semua bentuk, baik penambahan maupun pengurangan struktur fungsi dan bentuk dari suatu makhluk hidup terjadi secara kebetulan, menemukan keselarasan yang menakjubkan, dan bahkan bergabung membentuk sel hidup pertama di muka bumi. Dan khususnya untuk kasus dimana Darwin menyatakan dalam bukunya yang berjudul The Origin of Species, By Means of Natural Selection (1859) ini menyatakan bahwa makhluk hidup mengalami evolusi setelah melalui proses seleksi alam. Bahkan ia menyatakan dalam bukunya yang berjudul The Descent of Man tentang perbedaan- perbedaan besar antar manusia dari beragam ras yang menyatakan bahwa orang- orang kulit hitam dan orang Aborigin Australia sama dengan gorila, dan berkesimpulan bahwa mereka lambat laun akan disingkirkan oleh ras- ras beradab.
Darwin juga melahirkan statemen bahwa manusia adalah keturunan kera. Mereka berevolusi dan melalui mata rantai serta tahapan- tahapan yang rumit dan dalam waktu yang sangat lama. Namun mereka sendiri tidak dapat menjelaskan tentang perubahan sel- sel yang terjadi pada silsilah evolusi tersebut yang mereka katakan bahwa sel- sel hidup itu muncul secara kebetulan dalam jumlah yang banyak, hingga mereka kembali berdalih dengan menyebutkan adanya mata rantai yang hilang dari proses evolusi kera menjadi manusia. Bahkan dengan mudahnya, mereka menggambar rekonstruksi manusia purba sebagai nenek moyang manusia setengah kera lengkap dengan lingkungan tempat tinggalnya dan keluarganya hanya dari penemuan- penemuan kecil, misalnya dari sebuah gigi, tulang, tengkorak, dan lain- lain.
Jelas sekali bahwa teori evolusi karangan Darwin ini hanyalah sebatas khayalan yang tidak pernah ada di alam semesta. Kalaupun ada, harusnya makluk- makhluk yang mengalami tahap evolusi tersebut masih ada sampai sekarang, karena hal tersebut berlangsung secara kontinyu. Namun kenyataannya di lapangan tidak demikian. Bahkan untuk menemukan makhluk bekas peradaban evolusi yang utuh pun sampai sekarang sulit ditemukan.
Kegagalan logis evolusi adalah akibat pemujaan mereka akan konsep kebetulan. Dalam Al- Quran disebutkan bahwa mereka yang menyembah selain Allah SWT sama sekali tidak berakal. Firman Allah:
  •                               
179. Dan Sesungguhnya kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah orang-orang yang lalai.( Al-A’raf,7:179 )
Informasi yang disampaikan para evolusionis mengenai teori evolusi tidak memiliki dasar ilmiah, dan malah bertentangan dengan penemuan- penemuan atau riset ilmiah yang dilakukan para ilmuwan setelah teori evolusi ini ada, bahkan dengan menggunakan alat yang jauh lebih canggih daripada yang digunakan para evolusionis pada masa itu. Yang menyokong evolusi ini bukanlah ilmu pengetahuan, melainkan kekuatan filsafat materialis. Filsafat materialis merupakan salah satu sistem pemikiran tertua dalam sejarah manusia yang memiliki anggapan bahwa materi itu absolut. Pendekatan ini menutup kemungkinan terhadap kepercayaan kepada Sang Pencipta. Oleh sebab itu, materialisme sejak lama memusuhi agama- agama yang memiliki keyakinan terhadap Allah SWT.
Jadi, mau tidak mau dan sesuai dengan takdir, mereka yang mempertahankan teori evolusi ini menjadi alat untuk mewujudkan firman Allah SWT bahwa Dia menegakkan agama sejati- Nya melalui orang- orang yang mengatasnamakan agama. Hukum Allah SWT ini dinyatakan dalam Al- Quran sebagai berikut:

                 ••           
251. Mereka (tentara Thalut) mengalahkan tentara Jalut dengan izin Allah dan (dalam peperangan itu) Daud membunuh Jalut, Kemudian Allah memberikan kepadanya (Daud) pemerintahan dan hikmah[157] (sesudah meninggalnya Thalut) dan mengajarkan kepadanya apa yang dikehendaki-Nya. seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebahagian umat manusia dengan sebagian yang lain, pasti rusaklah bumi ini. tetapi Allah mempunyai karunia (yang dicurahkan) atas semesta alam.( AL- Baqarah, 2: 251 )
Jadi pada dasarnya, pembuktian ilmiah untuk teori evolusi yang dicetuskan Charles Darwin ini adalah sebuah kebohongan belaka. Tak ada fakta yang dapat membuktikan keberadaan makhluk transisi yang diramalkan para ilmuwan pemegang ajaran teori evolusi di masa lampau. Kalaupun dalam ilmu pengetahuan terdapat bahasan mengenai manusia purba yang berwujud setengah manusia setengah kera itu hanyalah ilusi belaka yang diciptakan dari imajinasi para evolusionis guna memperkuat hipotesis mereka. Dan dengan berbagai cara, mereka berusaha menemukan bukti bahwa sel- sel yang terdapat pada makhluk transisi merupakan sebuah kebetulan yang muncul secara tiba- tiba yang hasilnya nol besar. Tak ada yang dapat membuktikan bagaimana sebuah sel saja dapat muncul meski telah dilakukan percobaan berulang kali.
Sebagai umat Islam, kita harus kembali pada ajaran agama Allah SWT dan mempercayai kalau manusia adalah benar keturunan Adam yang diciptakan Allah SWT, dan bukan lahir dari silsilah evolusi mata rantai kera seperti yang diceritakan Darwin dan menyesatkan sebagian besar umat manusia pada masanya. Kita harus berpegang teguh pada ajaran agama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar